1st Structure Geology

6 03 2010

Aplikasi Geologi Struktur Dalam Ilmu Geologi

A. Pengertian.

Geologi struktur diartikan sebagai suatu ilmu yang membahas suatu bentuk kerak bumi dan gejala – gejala pembentukannya. Dengan demikian, inti geologi struktur adalah deformasi pada kerak bumi, apa yang menyebabkannya, dan bagaimana akibatnya.

Geologi struktur merupakan studi mengenal unsur – unsur struktur geologi, yaitu studi tentang perlipatan, rekahan, sesar, dan sebagainya, yang terdapat didalam suatu satuan tektonik. Tektonik sendiri dianggap suatu studi yang mencakup masalah bentuk, pola evolusi dari satuan tektonik dalam ukuran yang lebih besar seperti : cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, paparan dan sebagainya. Geologi struktur dalam hal ini sudah pasti erat hubungannya dengan studi tentang struktur sekunder, yaitu suatu struktur yang terbentuk setelah terjadi pengendapan batuan. Macam – macam struktur sekunder :

  1. Kekar (joint) : yaitu rekahan – rekahan dalam batuan yang terjadi karena tekanan atau tarikan yang disebabkan oleh gaya yang bekerja dalam kerak bumi.
  2. Sesar (fault) : adalah rekahan – rekahan dalam kulit bumi, yang telah mengalami pergeseran.
  3. Lipatan (fold) : yaitu penekukan pada batuan, baik dalam batuan sedimen atau metamorf.
  4. Ketidakselarasan (unconformity) : yaitu suatu bidang erosi yang memisahkan antara batuan yang lebih muda dari yang lebih tua.

B. Tujuan & Manfaat Penerapan Geologi Struktur.

Geologi struktur nampak seperti cabang ilmu yang sempit, hanya sebatas mempelajari struktur – struktur geologi. Tetapi sebenarnya penggunaannya sangat luas, dan pengaruh terhadap cabang ilmu geologi lain sangat besar. Tujuan – tujuan serta manfaat – manfaat penerapan geologi struktur adalah antara lain :

  1. Memahami bagaimana sejarah struktur pada suatu batuan yang terbentuk. Hal ini untuk membantu penelitian petroleum, gas, atau mineral lain.
  2. Dapat mendeterminasi bentuk dan ukuran tubuh batuan.
  3. Dapat mendeterminasi proses – proses fisik yang menghasilkan struktur geologi tersebut.
  4. Mengetahui urut – urutan kejadian geologi memalui struktur geologi.
  5. Mengetahui wujud/bentuk struktur pada suatu batuan, misal untuk mengetahui batuan masih aktif atau tidak.
  6. Dengan mengetahui jenis struktur yang ada, maka kita akan memahami bentuk muka bumi dengan baik.
  7. Membantu dalam mengetahui kestabilan suatu kawasan.
  8. Bersama cabang ilmu lain yang bersangkutan, dapat meneliti penggunaan tanah, eksplorasi air tanah, dan pengawasan alam sekitar.
  9. Dapat mengetahui posisi stratigrafi suatu batuan dengan batuan yang lain.
  10. Dalam aplikasinya dapat membantu dalam mencari minyak bumi, gas, geologi teknik, dan geohidrologi.

C. Hubungan Dengan Ilmu Geologi Lain.

Geologi struktur ini sangat berkaitan dengan bidang ilmu geologi lain, seperti geologi fisik & dinamik, geomorfologi, sedimentologi, petrologi, geologi teknik, geohidrologi, geofisika, dll. Tanpa mengaitkan geologi struktur dengan ilmu geologi lain, maka akan kesulitan dalam mengkaji suatu masalah.

Contoh – contoh kaitannya dengan cabang ilmu geologi lain adalah :

  1. Bersama stratigrafi, sedimentologi, dan paleontologi, mempelajari struktur tektonik. Juga mempelajari tentang perlapisan batuan, mengenai penyebaran, komposisi, ketebalan, umur, dan lainnya.
  2. Bersama petrologi dan geokimia, mempelajari asal – usul struktur dan metodenya.
  3. Bersama geomorfologi, mempelajari aktivitas struktur geologi yang sedang terjadi.
  4. Bersama geofisika, oseanografi, dan geologi bawah tanah, mempelajari struktur bawah tanah dan struktur dasar laut.
  5. Bersama geologi ekonomi, mempelajari hitungan nilai ekonomis mineral.
  6. Bersama fisiografi, mempelajari bentuk batuan dan mineral beserta prosesnya.
  7. Bersama geomedical, mempelajari kawasan bencana geologi untuk kesehatan masyarakat.

D. Cara Mempelajari Geologi Struktur.

Dalam mempelajari geologi struktur ini memerlukan beberapa cara, agar geologi struktur dapat dipelajari dengan lebih mudah. Beberapa cara antara lain sebagai berikut :

  1. Mempelajari pengetahuan 3 dimensi seperti bidang arsitektur.
  2. Menggunakan peta topografi, gambarfoto, dan imej lain seperti satelit dan radar.
  3. Kerja lapangan, yaitu terjun langsung ke lapangan. Misal mengenali kepastian, pengukuran, dan penafsiran langsung lapangan.
  4. Mengaitkan hubungan struktur kecil dengan struktur besar di lapangan. Biasanya setiap struktur kecil berpengaruh besar terhadap struktur besar yang ada.

E. Penampilan Struktur Secara Geometris.

Deskripsi geometri adalah penggambaran suatu obyek secara tepat, serta merupakan cara pemecahan problema ruang secara grafis. Cara yang digunakan adalah proyeksi ortografi, proyeksi perspektif, dan proyeksi stereografi. Yaitu pengubahan bentuk dan posisi suatu obyek dalam 3 dimensi menjadi gambaran 2 dimensi.

1. Proyeksi Ortogonal :

Yaitu penggambaran obyek dengan garis proyeksi dibuat saling sejajar dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi.

2. Proyeksi Perspektif :

Yaitu proyeksi suatu obyek terhadap suatu titik. Pada dasarnya adalah cara penggambaransuatu obyek pada suatu bidang tertentu, bila obyek tersebut dilihat dari suatu titik. Hal ini didasari oleh akibat gejala pandangan, dimana besaran dari obyek berubah bila dilihat dari jarak dan posisi yang berbeda, misal proyeksi kutub.

3. Proyeksi Stereografis :

Yaitu penggambaran didasarkan kepada perpotongan garis atau bidang dengan permukaan bola.

Penerapan geometris terhadap struktur – struktur geologi, merupakan suatu usaha dalam penafsiran. Masih menjadi pertanyaan apakah dibenarkan kita menggunakan bentuk – bentuk geometri tertentu untuk menggambarkan hubungan struktur yang sebenarnya antara bentuk batuan yang satu dengan batuan yang lain, atau didalam batuan itu sendiri.

Unsur geometri utama dalam struktur – struktur geologi adalah bidang – bidang dan garis – garis. Mereka tidak saja sebagai batas – batas luar dari suatu batuan, tetapi juga memberikan pola unsur – unsur struktur didalam batuan itu sendiri, seperti perlapisan, rekahan dan sebagainya.





Geokimia

5 03 2010

TUGAS GEOKIMIA

1. With increasing atomic number, what is the first element in the periodic table to begin filling an outer electron shell while it still has an unfilled inner shell ?

Secara umum setiap unsur akan mendapatkan penambahan elektron yang berasal dari luar orbital elektron, bukan berasal dari orbital bagian dalam elektron pada kulit atom. Hal ini dapat diketahui dengan adanya penambahan nomor atom pada  susunan tabel periodik. Elemen tersebuit dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu :

  • Kelompok I, pada kelompok ini akan didapatkan berbagai jenis unsur atau atom yang termasuk pada unsur utama dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsur ini akan cinderung stabil bila mendapatkan elektron dari atom lain, dari pada harus melepaskan elektronnya. Kelompok unsur ini adalah unsur pada golongan IV – VII A pada deret susunan tabel periodik unsur.
  • Kelompok II, pada kelompok ini akan didapatkan berbagai jenis unsur yang cinderung lebih mudah dalam menerima elektron dalam mencapai kestabilan (termasuk dalam unsur transisi) . berdasarkan konfigurasi dari orbit terluarnya, unsur ini memiliki elektronegatifan yang besar, sehingga untuk dapat mencapai kestabilan maka unsur ini akan akan cinderung menerima elektron tambahan pada orbit.

2. The element manganese can have valences of +2, +3, +4, +6, and +7. in terms of electron sructure, explain why these different valences are possible ?

Adanya perbedaan nilai valensi pada mangan dikarenakan adanya variasi dari konfigurasi elektronnya agar mencapai kestabilan. Mangan akan menghasilkan jumlah elektron pada kulit terluarnya sebanyak 2 elektron, sehingga nilai valensinya akan berjumalah 2 atau 7 (untuk penambahan elektron pada pada orbital 3d dan 4s). umumnya juga terjadi konfigurasi elektron yang bervariasi, hal ini diakibatkan adanya mekanisme proses ionisasi dan perpindahan elektron keorbital lain.

3. Some chemists feel that zinc, cadmium, and mercury should not be considered transition element. Suggest a reason for this ?

Banyak para ahli yang percaya bahwa Zn, Cd, dan Hg seharusnya tidak dapat termasuk kedalam unsur transisi, hal ini karena unsur-unsur diatas hanya mempunyai satu jenis bilangan oksidasi, sedangkan unsur yang dapat dibilang sebagai unsur transisi bila unsur tersebut harus mempunyai lebih dari satu jenis tingkatan oksidasi.

4. Nama unsu yang seharusnya mempunyai sifat kimia yang sama dengan unsur 104 yaitu Hz (72), Zn (96), dan Tf (22).

5. Why does group 8 of the periodic table have three elements in the same period, where as no other group has more than one element in tehe same period ?

Dalam kelompok 8 dari tabel periodik mempunyai tiga element dalam periode yang sama, tetapi tidak ada pada kelompok lain yang mempunyai lebih dari satu elemen dalam periode, hal ini diakibatkan karena elemen-elemen  yang tersusun pada kelompok 8 mempunyai sifat-sifat kimia yang sama.

6. Why are the inert gases the most stable chemical elements ? Why are they sometimes referred to as the group 0 element ?

Hal ini dikarenakan gas mulia memiliki delapan elektron pada kulit terluarnya, terkecuali pada helium yang hanya memiliki dua elektron pada kulit terluarnya.

Gas mulia ini terkadang juga disebut dengan golongan nol, karena unsur-unsur ini memiliki sifat keelektronegatifannya sama dengan nol.

7. Using the periodic table, name two trace element that you might expect to subtitude for sulfur in nature. Check your answer by looking at same geochemistry references.

Unsur Te dan Po yang diharapkan akan menggantikan surfur dialam.

8. unsur yang mempunyai sifat yang sama adalah

Niobium                    Palladium

Strontium                 Calcium

Hafnium                   Zirconium

Gallium                    Aluminum

Rubidium                 Potasium

9. SiO2 akan mengisi kerak bumi kira-kira sejumlah 60 % dari berat total, dimana beratnya mencapai 105.800.000 mol/Lt. Sedangkan unsur aluminium terdapat pada kerak bumi dengan berat 3 . 105 mol/Lt, berarti sekitar 0,17 % dari berat total.

10. element yang lebih melimpah pada kerak bumi adalah,

(a). Vanadium

(b). Barium

(c). Cesium

(d). Neodymium

(e). Thallium

11.  Using the abundances of chlorine and silicon in table 1-4, convert the value for chlorine in seawater from parts per million by weight to atomic abundance in terms ao Si = 106 atoms.

Dik :

Jumlah klor pada air laut = 1,94.104 ppm

Jumlah silikon pada air laut = 2,5 ppm

Berat atom Cl = 35,45

Dit :

Jumlah klorin dalam air laut dalam ppm berat ?

Jumlah atom Na = 9,655 (ppm berat . 103) : BA unsur Cl

= 9,655 (1,94 . 104 . 103) : 35,45

= 5,283 . 106

12.  In terms of occurrence in nature, why is molybdenum considered to be both siderophile and chalcophile ?

Hal ini diakibatkan oleh adanya panas formasi yang lebih rendah dari FeO yang akan mengakibatkan unsur ini akan mengalami oksidasi. Hal ini yang menyebabkan unsur molybdeum berada pada pada kelompok siderofil dan kalkofil.

13.  (a). What element is formed during the main  sequence stage of stellar evolotion ?

Hideogen

(b). Which one of the following elements would you expect not to occur in a first

generation white –dwarf star : carbon, sodium, boron ?

Karbon

(c). list the following element in the order of abundance you would expect to find in a

massive star from the core to the outside : helium, sillicon, hydrogen, iron, oxygen.

Hydrogen – helium – oxygen – sillicon – besi.

14.  When the content of a particular trace element in iron meteorites, such as gallium, is plotted agains the abundance of another trace element, such as germanium, a clustering of iron meteorite is found. How would you intrerpret this subgrouping of these meteorites ?

Hal ini dimungkinkan karena logam-logam tersebut terbentuk oleh fraksinasi didalam bentuk asal yang terbentuk pada waktu dan suhu yang berbeda.





Foto Udara 3

5 03 2010

Macam – Macam Stereoskop

Stereoskop adalah alat untuk pengamatan tiga dimensional atas foto udara yang bertampalan. Inti dari stereoskop ini adalah terdiri dari lensa, atau kombinasi antara lensa, cermin, dan prisma. Dalam interpretasi citra, stereoskop menjadi alat utama untuk foto udara atau citra tertentu lainnya yang dapat menimbulkan perwujudan tiga dimensional. Macam – macam stereoskop :

1. Stereoskop Prisma Tunggal

Stereoskop yang merupakan gabungan dari stereoskop cermin dengan stereoskop saku. Stereoskop ini sangat praktis, sehingga mudah untuk digunakan langsung dilapangan. Selain memiliki kelebihan yang praktis tadi, stereoskop ini merupakan gabungan dari 2 stereoskop. Kekurangannya adalah jika dibawa kelapangan langsung masih kalah praktis dengan stereoskop saku.

2. Stereoskop Saku

Stereoskop ini biasa juga disebut dengan stereoskop lensa. Tetapi dapat juga disebut pocket stereoscope (stereoskop saku) karena mudah dibawa. Pembesarannya berkisar antara 2 – 4 kali dan tidak memiliki binokuler.

Kebanyakan stereoskop saku/lensa mempunyai spesifikasi yang sama, yaitu :

  • Sistem lensa yang fokusnya tertentu yaitu dengan pasangan stereo pada bidang fokus.
  • Jarak lensa dapat disesuaikan terhadap jarak pupil mata.
  • Dapat dilipat serta dimasukkan saku

Kelebihan dari stereoskop ini selain mudah dibawa adalah harganya yang murah, cara kerja dan pemeliharaannya sederhana. Hanya saja, kekurangan pada stereoskop ini adalah jarak stereo yang relatif pendek, yaitu sekitar jarak lensanya. Contohnya saja untuk mengamati foto berukuran 23 cm x 23 cm sangatlah sulit menginterpretasikannya.

3. Stereoskop Cermin

Stereoskop cermin merupakan jenis baku yang banyak digunakan interpretasi citra. Terdiri dari sepasang lensa, sepasang prisma atau cermin. Tiap dua kakinya dipasang satu cermin. Stereoskop ini dirancang untuk pengamatan stereoskop bagi pasangan foto stereo berukuran baku yang daerah pertampalan luasnya 60 % atau lebih. Jarak stereo dibuat jauh lebih besar dari jarak pupil mata, yaitu sekitar 25 cm. Kelebihan dari stereoskop ini adalah dilengkapi dengan binokuler dan batang paralaks atau stereometer. Kekurangan yang dimiliki adalah harga yang mahal, perawatan yang sulit, dan tidak praktis untuk dibawa ke lapangan.

4. Stereoskop Kembar

Stereoskop ini kurang lebih sama penggunaannya dengan stereoskop cermin tetapi dengan kelebihan dan kekurangan masing – masing. Kelebihannya adalah stereoskop ini dapat digunakan langsung oleh 2 orang secara bersamaan, selain itu memiliki perbesaran hingga 3 – 6 kali. Kekurangannya adalah kurang praktis jika dibawa ke lapangan.

5. Interpretoskop

Interpretoskop merupakan stereoskop yang termasuk kategori mikroskop. Kelebihan dari interpretoskop adalah toleransinya terhadap perbedaan skala, yaitu hingga 1 : 7,5 antara foto kanan dan foto kiri dalam pasangan foto stereo. Interpretoskop juga dapat diamati oleh dua orang langsung. Selain itu kelebihannya memungkinkan memutar citra hingga 360 derajat. Kekurangan pada interpretoskop adalah pembesarannya hanya 10 kali, dan alat ini begitu besar, sehingga hanya baik digunakan di Laboratorium.

6. Stereoskop Penyiam ‘Old Delft’

Stereoskop yang secara umum sama dengan stereoskop cermin. Hanya saja stereoskop ini lensa pengamatannya dapat diputar – putar untuk dapat mengamati atau menyiam seluruh daerah pertampalan sehingga tidak memerlukan penggeseran stereoskop maupun penggeseran foto stereonya. Kelebihan dari stereoskop ini adalah dilengkapi dengan binokuler dan batang paralaks atau stereometer. Kekurangan stereoskop, selain harga yang mahal dan perawatan yang rumit, juga kurang praktis jira dibawa ke lapangan.

7. Stereoskop Penyiam Kembar ‘Old Delft’

Stereoskop ini dibuat untuk menyempurnakan stereoskop cermin dan stereoskop penyiam ‘Old Delft’. Stereoskop ini dilengkapi dengan dua set lensa pengamat sehingga dimungkinkan untuk pengamatan oleh dua orang secara bersamaan. Pembesarannya satu setengah hingga tiga kali. Dengan keuntungan mampu digunakan oleh dua orang pengamat langsung, maka kedua pengamat dapat bermufakat tentang foto stereo yang sedang diinterpretasi. Kelebihan selain diatas adalah stereoskop ini sangat bermanfaat untuk latihan antara pelatih dan siswa secara langsung. Juga memudahkan dua orang penafsir citra dalam menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan seorang diri. Kekurangan dari stereoskop ini adalah tentu saja harga yang mahal, perawatan sulit, dan juga kurang praktis untuk dilapangan.

8. Zoom Stereoscope

Yaitu stereoskop yang lensanya dapat diganti – ganti untuk pembesaran yang berbeda – beda. Lensa yang pembesarannya terkecil yaitu dengan pembesaran dua setengah ingá sepuluh kali. Pembesaran diatasnya yaitu lima ingá duapuluh kali. Pembesaran yang terbesar hádala seratus kali (Lillesand dan Kiefer. 1979; LaPrade. 1980; dikutip dari Soetanto. 1986). Disamping pembesarannya yang sangat besar, keunggulan lain dari zoom stereoscope adalah pasangan foto stereo yang dapat diputar – putar. Citra yang dapat diamati dengan alat ini adalah transparansi berupa positif maupun negatif, dan citra yang dicetak pada kertas tak tembus cahaya.





Kompas Geologi

5 03 2010

Kompas Geologi

Dalam mempelajari ilmu bumi, kompas memjadi alat yang vital. Layaknya seorang Dokter yang membutuhkan stetoskop untuk memeriksa pasiennya, maka bagi ilmuwan kebumian, kompas selalu dibutuhkan untuk melakukan kegiatan dan aktivitas tertentu. Sehingga harus selalu dibawa dan dimiliki.

Kompas yang baik mempunyai cairan yang terdapat di dalamnya; cairan tersebut mengatur gerakan dari jarum, sehingga kita dapat menggunakan kompas dengan baik walaupun memegangnya kurang dengan sempurna. Jarum kompas diwarnai dalam dua warna. Jika kompas digenggam secara benar (mendatar), ujung warna merah mengarah ke utara, dan putih mengarah ke selatan.

1. Guna Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah yang digunakan untuk mengetahui arah utara magnetis. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan menunjuk arah utara-selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi).

Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnet bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya. Hal ini sebetulnya tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat, selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari kompas (azimuth) yaitu :

  1. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
  2. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)

Keterangan:

Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)

= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat tanda (+)

Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)

=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.

Secara fisik, kompas terdiri atas :

a)      Badan, yaitu tempat komponen-komponen kompas lainnya berada;

b)      Jarum, selalu mengarah ke utara-selatan bagaimanapun posisinya;

c)      Skala penunjuk, menunjukkan derajat sistem mata angin.

Contoh penggunaan kompas secara langsung dilapangan sebagaio berikut :

i. Navigasi sungai.

Dalam perjalanan menyusuri sungai, baik berjalan kaki atau dengan perahu, kita dituntut untuk menguasai navigasi sungai seperti halnya navigasi darat dalam perjalanan gunung hutan. Kompas digunakan untuk menentukan sudut belokan-belokan sungai, kompas bidik dan kompas orienteering dengan keakuratan yang baik dapat digunakan untuk keperluan ini.

ii. Membaca peta.

Ini adalah teknik yang sederhana, dan ini mungkin kegunaan kompas yang paling penting :

  • Pegang kompas secara horizontal.
  • Letakkan kompas mendatar di atas peta, putar peta sampai “garis utara” dari peta sejajar/satu garis lurus dengan jarum kompas.

Dengan demikian, arah peta sekarang sudah sama dengan medan yang sebenarnya. Ini membuat lebih mudah dibaca, seperti membaca tulisan akan lebih mudah dari atas ke bawah.

iii. Mengambil sudut.

Setiap arah dapat dinyatakan sebagai sebuah sudut dengan acuan arah utara. di dalam kemiliteran atau kepramukaan, ini dinamakan sebuah “azimuth”, dan sudut-sudutnya dinyatakan oleh angka dengan satuan derajat.

2. Jenis-Jenis Kompas

Dalam suatu perjalanan banyak macam kompas yang dapat dipakai, pada umumnya dipakai dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misalnya kompas prisma) dan kompas orienteering (misalnya kompas silva). Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta. Kompas yang baik pada ujungnya dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap.

3. Pemakaian Kompas

Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau, golok, karabiner, jam tangan dan lainnya. Kehadiran benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.





Foto Udara 2

5 03 2010

APLIKASI FOTO UDARA

DALAM PERENCANAAN SABO

A. Pengertian Sabo

Sabo berasal dari “sa” = pasir, dan “bo” = pengendalian. Artinya kurang lebih adalah pengendalian pasir. Tetapi secara umum Sabo merupakan suatu sistem penanggulangan bencana alam akibat erosi dan sedimentasi. Termasuk erosi dan sedimentasi yang disebabkan oleh adanya lahan hujan, redimen luruh, tanah longsor, dll.

B. Aplikasi Foto Udara Dalam Perencanaan Sabo

Dalam perencanaan Sabo, foto udara banyak dipergunakan untuk survey laboratorium dan survey lapangan. Dengan tersedianya foto udara akan lebih membantu dalam perencanaan dan survey, terutama pada daerah yang sulit ditinjau.

Survey – survey yang dilakukan antara lain :

  • Survey Topografi

Berguna dalam membantu pembuatan peta detail lokasi pembuatan Sabo dan membantu dalam membuat sayatan memanjang dan melintang yang kemudian memberikan kenampakan morfologi.

  • Survey Geologi

Berguna untuk interpretasi kondisi geologi agar lebih cepat ditafsirkan. Dalam hal ini dapat berupa keadaan morfologi, batuan, dan struktur geologi.

  • Survey Hidrologi

Dengan foto udara maka dapat diinterpretasikan dimana daerah yang potensi akan air, baik air permukaan maupun air tanah. Kegunaan lain adalah untuk keperluan mengetahui fluktuasi dasar sungai, jumlah material yang akan diangkut, dll.

  • Survey Tempat Bahan Bangunan dan Tempat Buangan Hasil Galian

Tempat bahan bangunan seperti batupasir, kerikil, dan lainnya dapat diamati dari foto udara. Hal – hal tersebut dari foto udara akan memberikan kenampakan rona yang berbeda – beda, sehingga memudahkan dalam menentukan Sabo dekat bahan galian. Kemudian dari hal diatas tadi, memudahkan kita dalam penentuan tempat pembuangan bekas bahan galian. Sehingga dapat dipilih tempat yang luas dan tidak menggangu lingkungan.

  • Survey Transportasi

Hal ini untuk pembuatan jalan menuju lokasi pembuatan Sabo. Dari foto udara dapat mengamati aspek geomorfologi dan kondisi geologi, sehingga jalan yang hendak dibuat dapat aman dari longsoran tanah.

  • Survey Lingkungan

Pembuatan Sabo tentu akan menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan sekitar. Kegunaan survey lingkungan ini adalah untuk penentuan daerah bahaya aliran longsor redimen luruh. Selain itu agar dapat meminimalisir dampak negatif, dan menambah dampak positif yang akan ditimbulkan.





Foto Udara 1

5 03 2010

APLIKASI FOTO UDARA

UNTUK INTERPRETASI LOKASI AIR TANAH

A. Pengertian Foto Udara

Foto udara adalah salah satu jenis citra penginderaan jauh. Citra penginderaan jauh sendiri adalah data berupa gambar yang diperoleh dalam sistem penginderaan jauh (Sabins, 1987 dalam Soetoto, 2005 : 1). Atau disebut juga  citra penginderaan jauh adalah gambaran rekaman obyek yang dihasilkan dengan cara optik, elektro-optik, optik-mekanik, atau elektronik (Simonett dkk, 1983 dalam Soetoto, 2005 : 1). Foto udara dengan spektrum gelombang tampak mata, ultra violet dekat, dan infra merah dekat dengan kamera sebagai sensornya.

Penginderaan jauh menggunakan sensor yang dapat mengukur pantulan matahari yang membawa informasi mengenai struktur dan komposisi obyek permukaan bumi (geografis) secara cepat dan akurat sering dimanfaatkan dalam pengadaan data sumber daya alam. (BALITBANG-00405)

Informasi tersebut diperoleh dari gambaran radiasi spektrum elektromagnetis yang datang dari obyek kemudian dicatat oleh sensor dalam berbagai bentuk, ukuran, skala dan lain sebagainya. Hal ini dapat digambarkan dalam sistem penginderaan jauh.

B.  Aplikasi Foto Udara Untuk Interpretasi Lokasi Air Tanah

Penggunaan citra penginderaan jauh untuk pengamatan air tanah umumnya dilakukan dengan memperhatikan rona yang ada, khususnya pada rona hitam putih.

B.1   Citra foto udara pankromatik akan membantu interpretasi relief dan litologi. Kenampakan rona yang ada pada foto udara akan memberika keterangan tentang intensitas pengembalian cahaya dari obyek. Daerah potensi air tanah dapat dilihat dari keseragaman rona yang relatif gelap yang diakibatkan oleh proyeksi permukaan yang berupa soil basah dan vegetasi yang menutupi permukaan bumi.

B.2 Citra RADAR dengan panjang gelombang tertentu akan memberikan informasi mengenai kondisi air tanah hingga kedalaman tertentu. Energi RADAR ini dapat menembus vegetasi dan soil sampai kedalaman beberapa meter hingga memberikan kenampakan yang khas. Contoh umumnya, soil kering dengan permukaan yang halus tidak memantulkan kembali dari RADAR ke sensor sehingga rona yang tampak menjadi relatif gelap.

B.3   Citra LANDSAT secara umum hanya memberikan informasi mengenai obyek – obyek permukaan bumi yang berhubungan dengan kondisi air tanah yang mempengaruhinya. Citra LANDSAT tidak dapat secara langsung memperlihatkan karakteristik air bawah permukaan, tetapi lebih menekankan hubungannya dengan obyek yang mempengaruhi terdapatnya air tanah seperti soil, vegetasi, dan air permukaan.